MODEL
PEMBELAJARAN INSYA
MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen :
Nanang Kosim, M.Ag
Disusun
oleh:
Kamaludin (1209203049)
Nani Barkah Munawaroh (1209203061)
Nisa fitri Ilmiawati (1209203063)
Nur Fitriani Hermawanti (1209203064)
Ranran
Siti Nurhasanah (1209203067)
Wiwin
Waliyah Hasanah (1209203086)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
BANDUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam pembelajaran Bahasa Arab terdapat empat
macam keterampilan yang harus di kuasai siswa, salah satunya adalah
keterampilan menulis. Dalam keterampilan menulis ada tahapan-tahapan yang harus
di laksanakan seorang guru, yaitu: pembelajaran tulis-menulis huruf, menyalin,
dikte (imla) dan kemudian mengarang (insya).
Insya merupakan barometer keberhasilan
pembelajaran Bahasa Arab setelah keterampilan menyimak, berbicara dan membaca.
Insya tidak hanya sekedar menulis yang tersusun dari kata-kata dan
kalimat-kalimat, tetapi lebih pada fikiran secara sistematis dan komunilkatif.
Oleh karena itu, guru harus bisa mnyajikan pembelajaran insya dengan baik dan
menarik. Maka dari itu dalam makalah ini akan di bahas tentang model serta
metode pembelajaran insya.
B.
Rumusan
masalah
Masalah yang akan kami angkat dalam makalah
ini adalah
1.
Apa
pengertian dan tujuan pembelajaran insya?
2.
Ada berapa
macam pembelajaran insya?
3.
Bagaimana
model/metode pembelajaran insya?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini
adalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian dan tujuan dari pembelajaran insya
2.
Untuk
mengetahui macam-macam pembelajaran insya
3.
Untuk
mengetahui model/metode pembelajaran insya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan tujuan
Insya adalah mengarang dalam bahasa arab untuk
mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki anak didik.[1] Mengarang (al-insya) adalah kategori menulis
yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan,
perassaan, dan sebagainya kedalam bahasa tulisan bukan visualisasi bentuk atau
rupa huruf, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan dan pengalaman pengarang
sudah mulai di libatkan.
Menulis karangan tidak hanya mendeskripsikan
kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara structural, melainkan juga
bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis untuk meyakunkan
pembaca. Menurut Tarigan (1994/IV:21) menulis ini menurunkan atau melukiskan
lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di fahami oleh
seseorang. Yang perlu di catat adalah menulis merupakan representasi bagian
dari kesatuan ekspresi-ekspresi bahasa. Gambar atau lukisan mungkin dapat
menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Ini merupakan perbedaan antara menulis dan melukis dan antara tulisan dengan
lukisan.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan
adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir dan dalam tingkatan
yang lebih tinggi dapat mendorong mereka untuk berfikir secara kritis dan
sistematis, memperdalam daya tanggap/persepsi,
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang di hadapi, dan
sebagainya. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak
di kemukakan. Tidfak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita kita pikirkan
dan rasakan mengenai orang, gagasan, masalah, dan kejadian hanya dalam proses
menulis yang actual.
Menulis karangan boleh di katakana sebagai
keterampilan yang paling sukar di bandingkan dengan keterampilan-keterampilan
berbahasa lainnya. Apabila seorang pelajar mengguingakan bahasa kedua atau
asing secara lisan (syafawi), maka seorang penutur asli dapat mengerti dan
menerima lafal yang kurang sempurna atau ungkapan-ungkapan yang kurang sesuai
bahkan tidak sesuai dengan kaidah gramatikal. Akan tetapi, apabila pelajar itu
menggunakan bahasa kedua atau asing secara tulis (kitabi), maka penutur asl;I
yang membacanya akan lebih keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan
ejaan atau tata bahasanya. Meskipun maknanya yang di sampaikan itu cukup jelas
dan tulisannya cukup rapi, tetapi suatu karangan tertulis di tuntut harus baik
dan sedapat mungkin tanpa kesalahan kerena di anggap mencerminkan tingkat
kependidikan penulis karangan yang bersangkutan.[2]
Adapun tujuan dari pengajaran insya adalah
1.
Siswa dapat
mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa arab
2.
Siswa
terampil dalam mengemukakan buah pikirannya, melalui karya tulis/ berupa
karangan lisan
3.
Siswa mampu
berkomunikasi melalui korespondensi dalam bahasa arab
4.
Siswa dapat
mengarang buku-buku cerita yang menarik
B.
Macam, model dan langkah
pembelajaran insya
Pembelajaran
insya terbagi menjadi dua macam, yaitu: mengarang terpimpin dan mengarang bebas.[3]
1.
Mengarang terpimpin (الإنشاء الموجه)
Mengarang terpimpin adalah
membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa
pengarahan, contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Mengarang
terpimpin bisa pula di sebut dengan mengarang terbatas (al-insya al-muqoyyad)
sebab karangan siswa di batasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh guru,
maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya
secara bebas.
Dalam
mengarang terpimpin terdapat beberapa model serta langkah-langkah latihan
pengembangannya, di antaranya adalah:[4]
a.
Kalimat yang sesuai
Langkah
pembelajarannya adalah siswa di minta untuk menuliskan beberapa kalimat yang
sesuai untuk kalimat tertentu, selanjutnya menuliskan kata yang cocok untuk
menulis kalimat tersebut. Misalnya, kalimat yang di contohkan كتب الولد
درسه. Sedangkan kata yang muncul umpamanya
(البنت) maka yang harus di tulis oleh siswa adalah كتبت البنت
درسها
.
b.
Paragraf yang disesuaikan
Langkah
pembelajarannya adalah guru membuat paragraph tertentu dan siswa di minta untuk
menulisnya kembali dengan mengubah salah satu kata pokok. Jika
paragraf menceritaka seorang tokoh bernama Hatim (nama anak laki-laki), siswa
di minta mengganti nama tokoh ini dengan seorang perempuan, misalnya bernama
Maryam. Perubahan nama tokoh ini sudah barang tentu akan menimbulkan perubahan
bentuk kata kerja, kata ganti, kata sifat, kata keterangan (hal) yang berkaitan
dengan Hatim untuk disesuaikan dengan tokoh baru yaitu Maryam.
c.
Kalimat yang di buang
Langkah pembelajarannya adalah siswa di minta untuk
mengisi titik-titik dengan kata yang di buang dari suatu kalimat. Kata yang di
buang itu biasanya berupa kata depan (harfu jar, harfu ataf, kata Tanya, harfu
syarat dan sebagiaiya. Terkadang kata yang di buang berupa kata content.
Misalnya:
·
ذهب الولد ... المدرسة
·
...
الولد مجتهدا
·
قرأ الطالب ...
d.
Menyusun kata
Langakah pembelajarannya adalah siswa di beri beberapa
kata yang di susun secara acak untuk di susun menjadi kalimat sempurna.
Misalnya عاصم/تفاحة/أكل/حلوة. Maka kalimat yang mungkin disusun dari kata-kata
tersebut adalah أكل حاسم تفاحة حلوة
e.
Menyusun kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa diberi beberapa
kalimat yang di susun secara acakuntuk di susun agar menjadi sebuah paragraph
atau alinea sempurna.
f.
Mengunah kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri sebuah
kalimat dan di minta untuk mengubahnya menjadi kalimat positif, kalimat
negative, kalimat tanya, atau kalimat berita; mengubah fi’il mudhori, fi’il
madhi, atau fi’il amr, atau mengubah bentuk aktif menjadi pasif atau sebaliknya
dan lain sebagainya.
g.
Menyambung kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri dua
kalimat dan di minta unruk menggabungkannya agar menjai satu kalimat dengan
menambahkan misalnya harfu jar, harfu ataf, dan sebagainya. Misalnya: عاد الرجل
+ الرجل سافر امس , maka
kemungkinan jawabannya adalah عاد الرجل الذى سافر امس
h.
Menyempurnakan kalimat
Langkah pembelajarannya adalah siswa di beri potongan
kalimat dan di minta menyempurnakannya. Misalnya, إن تسالنى ...
Dalam
pembelajaran mengarang terpimpin ada beberapa hal yang sebaiknya di perhatikan
seorang guru, yautu:
1.
Tidak semua jenis latihan
mengarang terpimpin bersifat mudah. Oleh karena itu, guru harus memilih jenis
latihan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2.
Latihan mengarang terpimpin
hendakknya setelah guru mewnerangkan struktur yang terdapat pada jenis latihan
tersebut dan melatihkanya secara lisan terlebih dahulu.
3.
Kosa kata yang terdapat dalam
latihan tersebut harus yang sudah si kenal dan di pelajari siswa.
4.
Setelah swelesai menulis dan
menjawab latihan, guru melakukan tahap pengoreksian. Pengoreksian ini bisa di
lakukan oleh siswa sendiri-sendiri dengan melihat contoh jawaban yang ditulis
guru di papan tukis, bisa juga di koreksi oleh guru seluruhnya
5.
Guru bersama siswa berdiskusi
untuk mencari dan membahas kesalahan-kesalahan umum yang di lakukan oleh siswa.
6.
Siswa di minta untuk menulis
kembali jawaban yang benar secara keseluruhan atau pada kalimat yang salah
saja.
2.
Mengarang bebas (الإنشاء الحرّ)
Mengarang
bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh, kalimat
yang tidak lengkap dan sebagainya. Mengarang bentuk ini lebih tinggi
tingkatannya di bandingkan dengan mengarang terpimpin karena siswa di beri
kebebasan untuk mengekspresikan fikirannya.[5]
Ada
beberapa model serta langkah-langkahnya dalam mengarang bebas, yaitu:
a.
Al-talkhish, meringkas bacaan
terpilih
Langkah
pembelajarannya adalah guru menyediakan teks bacaan kemudian siswa di minta
untuk menulis kembali intisari bacaan dengan bahasa arab sesuai kemampuan siswa
b.
Al-qishshah atau narasi,
menceritakan gambar yang di lihat
Langkah
pembelajarannya adalah guru menyediakan cerita dalam bentuk gambar kemudian
siswa di minta untuk menceritakan isi gambar yang di lihat dengan menggunakan
bahasa arab sesuai dengan kemampuannya
c.
Al-idhah, menjelaskan
aktivitas tertentu atau eksposisi
Langkah
pembelajarannya adalah guru memerintahkan siswa untuk menjelaskan aktivitas
tertentu yang selalu di lakukan siswa, seperti: berankat ke sekolah, naik
sepeda motor, dan lain sebagainya
Setelah
melaksanakan semua tahapan ini, tahapan selanjutnya yaitu model mengarang bebas
(al-insya al-hurr) tentang masalah-masalah tertentu yang di ketahui siswa. Tahapan
ini lebih sulit karena bukan hanya melibatkan keterampilan dalam memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa dan kosa kata, tetapi juga menuangkan wawasan yang
lebih luas tentang masalah yang di bahas.
Ada
beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembelajaran mengarang bebas, di
antaranya adalah:[6]
a.
Topik yang di pilih hendaknya
di sesuaikan dengan tingkat kebahasaan siswa dan ruang lingkup kehidupannya. Walaupun
para pelajar diberi diberi kebebasan untuk menuangkan semua gagasan tentang
masalah tertentu, namun perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan
pengalaman mereka.
b.
Sebelum dilakukan kegiatan mengarang
hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan kepada siapa ditujukan.
Walaupun dalam suasana latihan di tempat terbatas (kelas), namun imajinasi para
pelajar harus dibawa ke kawasan yang lebih luas, seakan-akan karangan mereka
akan dipublikasikan pada masyarakat luas. Hal ini dilakukan untuk mersngsang
imajinasi mereka dalam membuat sebuah karangan tertentu.
c.
Untuk mempermudah uraian dalam
karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan.
d.
Mewujudkan karangan di atas
kertas, sebaiknya melalui langkah-langkah berikut: mula-mula konsep kasar,
konsep ini kemudian diedit/ diperbaiki barangkali ada hal-hal yang salah,
setelah itu ditulis rapih pada kertas karangan.
BAB III
SIMPULAN
Insya adalah mengarang dalam bahasa arab untuk
mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimiliki anak didik. Dalam hal ini, tidak
hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara
structural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara
sistematis untuk meyakunkan pembaca.
Pembelajaran
insya terbagi menjadi dua macam, yaitu: mengarang terpimpin dan mengarang bebas.
- Mengarang terpimpin
Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf
sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh, kalimat yang
tidak lengkap, dan sebagainya.
Dalam
mengarang terpimpin terdapat beberapa model serta langkah-langkah latihan
pengembangannya, di antaranya adalah
- Kalimat yang sesuai
- Paragraf yang disesuaikan
- Kalimat yang di buang
- Menyusun kata
- Menyusun kalimat
- Mengubah kalimat
g.Menyambung
kalimat
- Menyempurnakan kalimat
- Mengarang bebas
Mengarang
bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh, kalimat
yang tidak lengkap dan sebagainya.
Ada
beberapa model serta langkah-langkahnya dalam mengarang bebas, yaitu:
a.
Al-talkhish, meringkas bacaan
terpilih
b.
Al-qishshah atau narasi, menceritakan
gambar yang di lihat
c.
Al-idhah, menjelaskan
aktivitas tertentu atau eksposisi
DAFTAR PUSTAKA
Izzan, Ahmad, 2009. Metodologi pembelajaran Bahasa
Arab. Bandung : Humaniora
Al-khuli, M. Ali, 2010. Strategi pembelajaran
Bahasa Arab ( tejemah Asalib Tadris Al-lughoh Al-arobiyah). Yogyakarta :
Basan Publishing.
Hermawan, Acep, 2011. Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab. Bandung : Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment