BAB I
PEMBAHASAN MATERI
A.
Tujuan pendidikan
Tujuan
dalam bahasa inggris dikenal dengan “purpose” yang berarti maksud, tujuan, dan
kegunaan. Dalam bahasa arab tujuan itu “al-hadf”, seadan dengan kata
“al-ghoyah, al-gard, dan al-qsad” yang berarti tujuan dan maksud. Tujuan adalah
sasaran atau maksud yang hendak dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam melakukan sesuatu kegiatan. Tujuan adalah dunia cita, yakni suasana ideal
yang hendak diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada
tujuan akhir (ultimate aims of education).
Tujuan
sebagai dunia kita, kalau sudah ditetapkan, tujuan menjadi ide yang statis,
tetapi didalamnya mengandung kualitas tujuan yang dinamis dan nilai-nilainya
berkembang. Terlebih tujuan pendidikan yang sarat akan nilai-nilai fundamental,
seperti nilai social, nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Dalam hal
ini, orang berkeyakinan bahwa pendidikan menyimpan kekuatan yang luar biasa
untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan
informasi yang paling berharga mengenai pegangan hidup masa depan di dunia,
serta membantu anak didik mempersiapkan kebutuhan esensial dalam menghadapi perubahan.
An-Nahlawi
mengatakan, tujuan berbeda dengan hasil. An-Nahlawi mencontohkan, dalam
kehidupan manusia yang balig, berakal, dan sadar, biasanya dia berpikir dan
mengarah pada suatu tujuan tertentu yang hendak dicapainya dibalik
perbuatannya. Contoh, pelajar yang giat belajar sepanjang tahun ajaran,
menginginkan lulus ujian, mencapai sarjana, kemudian mencapai status social
tertentu, atau memperoleh gaji yang menjadi sumber kehidupannya. Hasil yang
dicapai oleh pelajar terseut mungkin sesuai dengan tujuan, mungkin tidak,
mungkin pula hanya merealisasikan dari sebagian tujuan itu. Adapun hasilnya
adalah apa yang dicapai manusia melalui tingkah laku, baik sesudah
merealisasikn tujuan maupun belum. Adapun tujuan adalah sesuatu yang
direncanakan oleh manusia, diletakkannya sebagai pusat perhatian, demi
merealisasikan dia menata tingkah lakunya.
Secara
tidak langsung, tujuan sendiri memberi daya magnet dan penentu terhadap segala
aktivitas manusia. sikap dan perilaku manusia itu akan sangat ditentukan oleh
tujuannya. Sejumlah pakar manajemen mengatakan, melakukan strategi itu sangat urgen
untuk membuktikan target dan tujuan, sedangkan target dan tujuan mesti ada
untuk merumuskan langkah. Orang yang berbuat baik memiliki tujuan dengan
kebaikannya, sedangkan orang yang jahat memiliki tujuan dengan kejahatannya.
Begitupun halnya orang yang diam memiliki tujuan dengan diamnya. Namun, banyak
manusia yang terkadang tidak sadar akan tujuannya, berikut tujuan hidupnya.
Contoh, orang yang terkena sengatan api, tanpa piker panjang tangannya ditarik
dari api itu. Padahal, dia tidak tahu (sadar) apa tujuan menarik tangannya dari
panasnya api. Itulah namanya perassaan instingsif (nafsu) untuk hidup, jadi
secara fitrah manusia itu ingin hidup memiliki tujuan hidup.
Tujuan itu
bagaikan roh (spirit) dalam memengaruhi sikap dan perilaku kehidupan. Hidup
akan lebih bermakna jika kita tahu dan sadar akan tujuan hidup kita. Begitupun
halnya dengan dunia pendidikan. Pendidikan atau institusi pendidikan yang tanpa
tujuan seperti tubuh yang tidak mengenal rohnya, pendidikan tanpa tujuan halnya
sebatas merealisasikan “ritual pendidikan” tidak menyentuh pada asas dasar atau
hakikat endidikan itu sendiri. Pendidikan yang tidak memiliki tujuan yan gjelas
hanya akan menciptakan output pendidikan berupa manusia yang diliputi rasa
pesimis, cemas, ragu, dan bergantung pada orang lain.
Tujuan
pendidikan adalah sasaran atau targetan yang ingin dicapai melalui proses
pendidikan. Istilah-istilah yang digunakan dalam mendefinisikan tujuan
pendidikan, berdasarkan pengamatan para pakar penddidikan di antaranya Aims,
goals, dan objectives.
1. Aims, yang berarti maksud, cita-cita, dan tujuan
sejati (ultimate) dalam arti luas. Cita-cita atau impian merupakan hal yang
sangat urgen untuk merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat nasional ataupun kota/daerah,
walaupun secara de facto tidak dapat dievaluasi, karena baru berupa ide-ide
yang sifatnya perlu penjabaran operasional. Contoh dari bentuk aims ini
seperti tujuan pendidikan yang tertera dalam UU RI No. 20 tahun 2003, yang
berbunyi “….bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab.”
Rumusan ini terlalu luas dan umum,
sehingga rumit untuk dievaluasi pada proses pencapaiannya. Rumusan tersebut
tentunya perlu dijabarkan oleh para stakeholder di daerah atau kota
kepada pihak- pihak yerkait agar menjadi konkret dan mudah dioperasionalkan.
2. goals, yakni maksud atau tujuan pendidikan jangka panjang atau
penengah pada tingkat provinsi atau daerah, sebagai usaha untuk menjembatani
aplikasi misi pendidikan tingkat Nasional pada tingkat sekolah atau perguruan
tinggi likal. Dengan demikian, adanya dewan pendidikan yang dibentuk ditingkat
kota atau kabupaten sebagai lembaga yang independen diharapkan mamu mendongkrak
pencapaian pendidikan diwilayahnya masing-masing. Melalui otonomi daerah,
sector pendidikan ditingkat daerah atau kota menjadi tanggung jawab bupati atau
walikota setempat dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sember daya alam
yang tersedia. Sebagian para ahli pendidikan juga ada yang berpendapat bahwa aims
sama dengan goals, yang memiliki misi bahwa untuk mencapai suatu target
diperlukan upaya yang sistemik.
3. Objectives, yakni tujuan pendidikan yang bersifat spesifik dan
konkret, mudah untuk dioperasikan dalam proses belajar-mengajar (PBM). Rumusan
pada tujuan ini bahkan sudah menyentuh ada tujuan-tujuan dari setiap mata
pelajaran. Akan tetapi, tujuan yang spesifik ini jangan dijabarkan secara
sempit, yang mengartikuasikan tujuan ini pada ranah kognitif saja, tetapi
mencakup juga ranah afektif dan psikomotor.
Berdasarkan
deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aims merupakan tujuan
jangka panjang, sedangkan goals merupakan tujuan jangka menengah, adapun
objective merupakan tujuan jangka pendek. Namun, sebagian para ahli pendidikan
berpendapat bahwa aims dan goals merupakan tujuan pendidikan
dalam skala umum, sedangkan objectives merupakan tujuan pendidikan dalam skala
khusus.
Lengeveld
mengemukakan bahwa serangkaian tujuan pendidikan yang saling bertautan sebagai
beriut.
1.
Tujuan umum (tujuan lengkap, tujuan
total) adalah kedewasaan anak didik. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas
pendidikan seharusnya diarahkan kesana demi tercapainya tujuan umum terseut.
2.
Tujuan khusus (pengkhususan tujuan
umum). Ntuk mencapai tujuan umum, kita perlu juga melewati jalan-jalan yang
khusus. Untuk mengkhususkan tujuan umum itu, kita dapat mempergunakan beberapa
pandangan dasar sebagai berikut.
a.
Kita harus melihat
kemungkinan-kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan, pembawaan, umur, dan jenis
kelamin anak didik.
b.
Kita harus melihat lingkungan dan
keluarga anak didik.
c.
Kita harus melihat tujuan anak didik
dalam rangkaian kemasyarakatannya.
d.
Kita harus melihat diri kita sendiri
selaku pendidik.
e.
Kita harus melihat tugas lembaga
pendidikan dimana hak itu dididik.
f.
Kita harus melihat tugas bangsa dan
umat manusia dewasa ini.
Dengan
adanya berbagai pandangan dasar kersebut, tujuan umum pendidikan akan memperleh
corak yang khusus dengan tidak mengubah sifat tujuan umum.
3.
Tujuan tak lengkah (msaih
terpisah-pisah).
Ini adalah tujuan yang berkaitan dengan kepribadian manusia dari
satu aspek saja, yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu. Misalnya,
kesusilaan, keagamaan, keindahan, kemasyarakatan, pengetahuan, dan sebagainya.
4.
Tujuan sementara adalah titik-titik
perhatian sementara sebagai persiapan menuju tujuan umum. Misalnya, membiasakan
anak suka kebersihan, berbicara sopan, melatih anak mengerjakan sesuatu yang
bermanfaat, dan sebagainya.
5.
Tujuan incidental adalah tujuan yang
terpisah dari tujuan umum, tetapi kadang-kadang mengambil bagian dalam menu
tujuan umum. Misalnya, anak kadang-kadang kita ajak mekan bersama-sama (karena
merasa perlu), tetapi lain kali tidak, dan sebagainya.
6.
Tujuan intermedier adalah tujuan yang
berkaitan dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan demi tercapainya
tujuan sementara. Misalnya, anak belajar membaca, menulis, berhitung, dan
sebagainya.
Pendidikan
yang berkualitas dapat diwujudkan jika ditopang oleh beberapa factor berikut.
1.
Tujuan penyelenggaraan pendidikan yang
jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.
2.
Kurikulum yang mencerdaskan dan
berkelanjutan. Kurikulum sejatinya berupa desain atau monster plan
pendidikan yang berpihak pada nilai-nilai luhur manusia dan keprigadian bangsa.
Kurikulum pendidikan tidak dijadikan lading proyek bagi segelintir orang yang
tidak bertanggungjawab untuk mengeruk penghasilan, sehingga terkesan dengan
adanya pergantian pemerintahan, berganti pula kebijakan dan arah kurikulum.
yang lebih parah lagi jika kurikulum dijadikan saran doktrinasi pemerintah
dalam melanggengkan tampuk kekuasaannya.
3.
Kualitas guru yang memadai. Artinya,
dalam tataran praksisnya, pendidikan harus dikelola oleh orang-orang yang
bertanggungjawab dan professional, serta jumlah guru dengan murid dalam proses
pembelajaran.
4.
Sarana dan prasarana yang memadai.
Proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien jika ditunjang
oleh fasilitas yang lengkap, sehingga tujuan pendidikan akan diperoleh dengan
tidak banyak memakan waktu dan tenaga.
5.
Pengelolaan pendidikan yang baik,
transparan, dan akuntabel, sehingga menimbulkan kepercayaan yang tinggi dan
pencitraan ositif dari segenap lapisan masyarakat.
B.
Pandangan-pandangan lain.
Pada
intinya tujuan pendidikan itu terangkum dalam pengertian pendidikan itu sendiri
diantaranya yaitu:
“Pendidikan
adalah upaya sadar dan bertanggung jawab yang dilaksanakan secara
sistematis dan bejenjang untuk meningkatkan harkat dan martabat peserta
didik dengan cara menumbuhkembangkan seluruh potensi dan dimensi
kepribadian agar ia dapat hidup produktif secara etis berdasarkan nilai-nilai
ilahiah dan insaniah”
Dari
pengertian pendidikan tersebut dapat kita ketahui bahwa tujuan sebuah
pendidikan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat peserta didik, jika kita
sambungkan dengan pengertian tujuan di atas maka kita tujuan pendidikan itu
sasaran atau target untuk meningkatkan harkat dan martabat peserta didik dengan
cara menumbuhkembangkan seluruh potensi dan dimensi kepribadian yang dengan itu
akan mendapatkan kehidupan produktif secara etis berdasarkan nilai-nilai
ilahiah dan insaniah.
Dalam
konsep filsafat tujuan itu mempungyai dua kategori, yaitu tujuan sementara dan
tujuan akhir. Tujuan sementara berarti sebuah tujuan yang tidak menyeluruh dan
bersifat sementara, dapat kita analogikan kedalam kehidupan kita. Seseorang
mempunyai sebuah tujuan “jika saya sudah lulus sarjana, saya akan menjadi guru
professional atau menjadi presiden, maka tujuannya itu termasuk kategori tujuan
sementara karena apabila seseorang telah mencapai apa yang dia inginkan maka
orang tersebut cenderung akan menginginkan keinginan yang lain dan akan
mengupayakan terwujudnya keinginan yang selanjutnya.
Dan tujuan
yang kedua adalah tujuan akhir, sesuatu dapat disebut tujuan akhir apabila
tidak ada tujuan lain setelah terpenuhinya tujuan tersebut.
Dalam
ranah pendidikan, pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajat
manusia dari asalnya tidak tau menjadi tahu.
Menurut Saifullah
(Zuhairini,1991:
18), antara filsafat, filsafat pendidikan
dan teori pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi
mengarahkan pusat perhatian dan
memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
kegiatan
merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat
manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan,
kegiatan
merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan
pendidikan itu berasal dari dua kata yaitu tujuan yang dalam bahasa inggrisnya
dikenal dengan sebutan “purpose” yang artinya maksud, keinginan, tujuan dan
kata pendidikan yang pengertiannya “upaya sadar dan bertanggung jawab yang dilaksanakan secara
sistematis dan bejenjang untuk meningkatkan harkat dan martabat peserta
didik dengan cara menumbuhkembangkan seluruh potensi dan dimensi
kepribadian agar ia dapat hidup produktif secara etis berdasarkan nilai-nilai
ilahiah dan insaniah”
Dari sini
dapat ditarik garis merahnya, yaitu tujuan pendidikan itu adalah maksud,
sasaran, atau keinginan seseorng untuk meningkatkan harkat dan martabat peserta
didik dengan cara menumbuhkembangkan seluruh potensi dan dimensi kepribadian
yang dengan itu akan mendapatkan kehidupan produktif secara etis berdasarkan
nilai-nilai ilahiah dan insaniah.
No comments:
Post a Comment