Translate

Saturday, April 28, 2012

pengertian zakat


Pengertian zakat
Zakat menurut etimologi yaitu: النماء artinya bertambah, di artikan bertambah karena orang yang memberikan zakat maka hartanya akan bertambah, baik bertambah hartanya, kenikmatannya, keimanannya ataupun keberkahannya sesuai dengan firman alloh swt di dalam alqur’an surat al-baqoroh ayat 261:
ã@sW¨B tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムóOßgs9ºuqøBr& Îû È@Î6y «!$# È@sVyJx. >p¬6ym ôMtFu;/Rr& yìö7y Ÿ@Î/$uZy Îû Èe@ä. 7's#ç7/Yß èps($ÏiB 7p¬6ym 3 ª!$#ur ß#Ï軟Òム`yJÏ9 âä!$t±o 3 ª!$#ur ììźur íOŠÎ=tæ ÇËÏÊÈ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Zakat menurut etimologi bisa juga diartikan المدح yang artinya pujian disebut pujian karena orang yang membayar zakat akan menerima empat pujian yang sangat berarti di dunia maupun di akhirat, yaitu pujian dari alloh, pujian dari malaikat, pujian dari rasululloh, dan pujian dari orang yang diberi zakat. Pujian dari alloh berarti ketika seseorang mengeluarkan zakat maka alloh akan menerima taubatnya, pujian dar malaikat berarti ketika orang itu mengeluarkan zakat maka malaikat akan meminta kepada alloh agar orang itu dimaafkan dosa-dosanya, pujian dari rosululloh berarti orang itu akan mendapatkan syafaat dari rasul saw. Dan pujian dari orang yang menerima zakat berarti orang tersebut akan mendo’akannya. Itu semua bisa terjadi apabila الزكي (orang yang mengeluarkan zakatnya) melakukannya dengan ikhlas.
Zakat juga bisa di artikan التطهير yang artinya membersihkan, diartikan membersihkan karena orang yang mengeluarkan zakat  akan bersih hartanya, arti kata bersih ini diambil dari surat asy-syams ayat 9 yaitu:
ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
Sedangkan menurut istilah ialah:
الاسم المال مخصوص يوخد من مال مخصوص على وجه مخصوص يصرف لطائفة مخصوصة
Nama harta yang ditentukan yang diambil dari harta yang ditentukan dengan menggunakan cara dan metode yang ditentukan yang dibagikan kepada golongan yang ditentukan pula. Zakat dikeluarkan untuk membersihkan harta atau badan dengan cara, dan dengan kadar ukuran yang telah ditentukan.
Perlu diketahui bahwa secara glogal zakat itu dibagi menjadi 2 yaitu zakat harta dan zakat badan atau zakat fitrah.
Zakat harta adalah zakat yang dikeluarkan jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu: الزكي harus islam, bukan hamba sahaya, hartanya milik dirinya sendiri, mencapai nisob, dll. Zakat harta ini dibagi-bagi lagi menjad beberapa cabang, yaitu: peternakan, perkebunan, buah-buahan, perdagangan, profesi, rikaz, emas dan perak, dll. Zakat-zakat tersebut mempunyai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan tertentu.
Zakat badan juga disebut zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan pada akhir bulan ramadhan menjelang bulan syawal. Setiap orang wajib mengeluarkan zakat tersebut tanpa terkecuali. Dengan kadar zakat 2.5 kg dari bahan makanan pokok. Ini disesuaikan dengan kebutuhan makanan pokoknya, jika makanan pokok di daerahnya beras maka zakatnya diambil dari beras, jika sagu maka diambil dari sagu, jika jagung maka diambil dari jagung, dsb.

Sunday, April 22, 2012

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


MAKALAH
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi sala-satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang dibimbing oleh Dosen Yaya Sunarya M.Pd


Di Susun Oleh :
Kamaludin              : 1209203049
Kelas / Smester       : B / III



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011


BAB I

 PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
        Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”;  “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.
Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”

B.    Rumusan  Masalah
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.


 



BAB II
TEORI PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki gaya-gaya tersendiri. Gaya (style) adalah suatu cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya.
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (leader) tentang bagaimana menjalankan kepemimpinannya (to lead) sehingga bawahan dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Bergeraknya orang-orang harus mengikuti jalur tujuan organisasi yang hendak dicapai dan bukan merupakan kamuplase (kepura-puraan/keinginan pemimpin) dari kepemimpinannya itu sendiri, karena bagaimanapun pemimpin itu adalah bagian dari anggota organisasi itu sendiri. Adapun pergerakan dalam pencapaian tujuan adalah legitimasi dari sebuah kekuasan yang dimiliki oleh pemimpin, karena bagaimanapun bukan hanya sebuah simbol atau kedudukan semata.
A Leader adalah seorang yang dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk jangka panjang maupun jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasan dalam situasi tertentu. Leading adalah kegiatan dimana individu-individu atau kelompok dipandang oleh satu atau lainnya untuk mengarahkan dalam pencapaian tujuan, walaupun tujuan itu merupakan tujuan individu. Dalam konteks memimpin ini banyak diantaranya anggota dari luar organisasi menjadi orang yang mengarahkan kegiatan orang yang ada dalam organisasi

B. Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang tidak bisa terpisahkan. Kepemimpinan tidak hanya sekedar memerintah, menghukum, dan menyuruh, akan tetapi lebih dari itu kepemimpinan adalah seni dalam memerankan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan transformasi kebijakan menjadi sebuah bentuk operasional, sehingga bentuk-bentuk perintah dan pengarahan dapat dimengerti dan dijalankan oleh bawahan. Pimpinan harus memiliki kemampuan melihat jauh kedepan (visioner) dan mampu mengkomunikasikan visi, misi atau strategi serta nilai-nilai kepada semua orang yang terlibat dan terkait dalam pencapaiannya. Kepemimpinan yang kreatif adalah bagaimana mengelola organisasi menjadi kreatif yang dapat tumbuh dengan cepat tanpa kehilangan fokus, melupakan misi, mengalihkan pandangan dari batas-batas kemampuannya. Pemimpin kreatif tidak menjadi puas diri, terlalu percaya diri, arogan, malas dan resah. Bagaimana dapat terus tumbuh dan dapat menghindari lubang-lubang permasalahan tersebut. Michael Esimer (2002), kepemimpinan kreatif itu ditandai dengan hal-hal berikut ini :
1) Pusatkan pandangan Anda pada bolanya;
2) Ingatlah satu-satunya cara untuk berhasil dengan kreatif adalah dengan gagal;
3) Memiliki suatu organisasi yang dapat mengikuti dan melaksanakan gagasan dengan baik;
4) Sinergi dapat menjadi satu-satunya koordinasi terpenting bagi laba dan pertumbuhan dalam suatu perusahaan kreatif;
5) Peremajaan adalah kunci lain pertumbuhan dan bertahan hidup dengan memindahkan para eksekutif anda yang paling cemerlang pada tanggungjawab yang baru sesering mungkin.
Kepemimpinan yang kreatif dicirikan dengan kemampuan inspirasional, dimana mampu memberikan peluang kepada semua anggota untuk mengeluarkan ide-ide, gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan pekerjaan dan mampu serta berani mengambil resiko terkecil apapun dalam perhitungan-perhitungan yang tepat. Dalam konteks transformasional seperti dikemukakan oleh Triguna Priyadharma (2001) :
Seni kepemimpinan mampu dengan tepat memilih kapan berbuat trasformasional dan kapan mereka dapat transaksional meliputi
(1) pandangan ke depan, inspirasi;
(2) rencana jangka panjang;
(3) praktis, konkrit, nyata;
(4) pasif;
(5) menjaga stabilitas;
(6) menjelaskan.
Kreativitas seorang pemimpin berarti kemampuan pemimpin dalam berfikir, berdaya cipta dan melakukan kreasi-kreasi baru menyongsong hari yang lebih baik, meraih keuntungannya dan keberhasilan yang diharapkan. Kreativitas seorang pemimpin berarti mengalirkan gagasan baru dan produktif untuk segera diterapkan dalam bentuk nyata. Manajemen pendidikan kita mengalami perubahan, dari pengelolaan yang sentralistik menjadi otonomi penuh kepada sekolah sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam masa-masa transisi seperti ini, maka kepala sekolah adalah seseorang yang memiliki kreativitas dalam mentransformasikan perubahan yang bukan tidak mungkin sudah merupakan budaya bagi organisasi sekolah. Gambar berikut ini, memberikan gambaran tentang seorang pimpinan yang transformasional dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang harus dijalankannya sebagai bentuk fungsi dan tanggungjawabnya



BAB III
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH
A . Kepala Sekolah
Kepala Sekolah yang kreatif dalam konteks transformasional memiliki ciri-ciri karakter sebagai berikut : cenderung mengamati situasi dan problema yang tidak diperhatikan sebelumnya, menghubung-hubungkan ide-ide dan pengalaman yang diperolehnya, cenderung menampilkan beberapa alternatif terhadap subjek tertentu, dan tidak menerima begitu saja hal-hal yang belum terjadi dan tidak terkait dengan kebiasaan, memanfaatkan potensi pribadi, mengusahakan fleksibilitas tinggi dalam bidang pemikiran, dan pandai menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menciptakan sesuatu.
B . Sikap yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah
Sikap yang harus dimliki oleh kepala sekolah selain memiliki sikap kepemimpinan dalam hidupnya dan harus memenuhi beberapa hal berikut
1) Memilki dan melaksanakan kreativitas dan inovasi;
2) Memiliki dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi);
3) Menggunakan metode, teknik, dan proses perubahan sekolah;
4) Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi;
5) Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru;
6) Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
Komitmen dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya adalah basis dari self-efficacy yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah. Hal ini memberikan peluang kepada seluruh staf untuk mengikuti dan melaksanakan setiap gerak dan langkah dari kepala sekolahnya. Guru-guru merasa aman dan nyaman dalam pekerjaanya ketika visi sekolah dapat mengadopsi setiap tujuan yang hendak dicapainya dalam pembelajaran. Semua yang dilakukannya bermuara pada resiko yang harus diambilnya, sehingga apapun yang terjadi setiap pengambilan keputusan mencerminkan pada orientasi kepemimpinannya. Resiko yang ditanggungnya akan lebih mudah ketika komunikasi yang dibangun dengan guru dan staf serta murid-murid sekolahnya baik dan benar. Engkoswara (1999) menggambarkan “….pemimpin-pemimpin yang menampilkan budaya adalah mulia-moral-spiritual yang mantap, semangat bekerja dan berusaha yang ulet yang dilandasi pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tepat guna sejalan dengan etika profesi dalam berbagai bidang, dan kreatif terpuji yang menyenangkan dan menyejukkan setiap insan sehingga menjadi kepercayaan, panutan dan toladan….”. Hal ini sejalan dengan pemikiran dari Jack Hradesky (1995), tantangan-tantangan dalam kepemimpinan kepala sekolah menjadi ringan dan setiap pekerjaan yang dilakukannya menjadi tanggungjawab tim bila kepala sekolah memiliki :

C. Keterampilan dalam Kepemimpinan Kepala sekolah

1) Keterampilan dalam Kepemimpinan
2) Keterampilan dalam Komunikasi
3) Keterampilan dalam Mengelola Pekerjaan
4) Keterampilan dalam Manajemen Diri
5) Keterampilan dalam Mengambilan Keputusan
6) Keterampilan Mengelola sumber Daya Manusia
Kepala sekolah selain memiliki keterampilan dan harus bisa merangkul anggota-anggotanya  disekolah dengan syarat sebagai berikut.
1) Partisipasi yang efektif dari guru-guru dalam proses pengambilan keputusan dapat lebih mengefektifkan pencapaian tujuan sekolah.
2) Guru-guru tidak ingin dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Disamping itu tidak diharapkan demikian.
3) Tugas yang penting dari seorang administrator (kepala sekolah) adalah menentukan kapan guru-guru itu dilbatkan ke dalam proses pengambilan putusan, dan kapan tidak perlu dilibatkan.
4) Peranan guru dalam proses pengmabilan keputusan dapat bermacam-macam, tergantung pada karakteristik masalah.
5) Saat guru dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan bergantung pada masalah yang dipecahkan.
Ada beberapa syarat untuk menentukan perlu tidaknya bawhan diikutsertakan atau berpartisipasi dalam proses pengambilan putusan yaitu :
a) Relevansi ; apakah ada relevansi antara masalah yang dipecahkan dengan kepentingan bawahan.
b) Keahlian ; apakah bawahan cukup mempunyai pengetahuan tentang masalah yang akan dipecahkan.
c) Jurisdikasi ; apakah anggota atau bawahan mempunyai hak secara legal untuk ikut serta mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.
d) Kesediaan ; apakah bawahan mempunyai kemamuan dan bersedia untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. (Ngalim Purwanto, 1998 : 71, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung)

D. Kepemimpinan dan Kekuasaan

Refleksi Kekuasaan dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dan apabila terjdi pemisahan dalam prakteknya akan menimbulkan berbagai asumsi terhadap kepemimpinan dan kekuasaan secara terpisah-pisah. Pemisahan keduanya akan menampakan bahwa seseorang berkuasa akan tetapi tidak memiliki kepemimpinan artinya dia bukan pemimpin akan tetapi memiliki kekuasaan yang tinggi dibalik layar. Sebaliknya ketika dia menjalankan kepemimpinan tanpa memiliki kekuasaan, maka sebenarnya dia akan diasumsikan hanya sebagai boneka dari seseorang.
Basis kekuasaan yang dipergunakan oleh orang dalam menjalankan kepemimpinannya dapat diidentifikasi kedalam beberapa basis, seperti ;
1) Coercive power , orang lebih suka dengan menggunakan paksaan-paksaan agar orang lain dapat tunduk dan patuh kedalam peritah dan keinginanya.
2) Reward power, orang dengan basis ini mengutamakan kepuasaan orang lain dengan perolehan bentuk materi maupun non-materi sehingga dia dapat dengan leluasa menjalankan kepemimpinanya.
 3) Connection power, ketergantungan orang-perorang baik secara individu maupun kelompok dalam organisasi menjadikan alat bergantung untuk memegang tampuk kekuasaan.
 4) Information power, sejumlah informasi yang dikuasainya menjadikan dia dapat menguasai orang lain dan menggerakannya sesuai dengan keinginan. 5) Referent power, dimata orang lain dia memiliki sejumlah hal yang memiliki nilai yang luhur yang memungkinkan dia akan memipin dengan baik. 6) Legal power, orang berkuasa karena memang benar-benar secara legal dia memperoleh dukungan dari orang dengan bukti-bukti sah sebagai penguasa.
 
E. Kepemimpinan dan Perubahan Di Lingkungan Pendidikan ( Di Sekolah)

Perilaku organisasi sebagai suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.
Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan manusia dalam organisasi sebagai suatu unsur yang komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman tentang teori organisasi yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri.
(Bagaimana Seyogyanya orang) mendekati situasi dimana manajer mungkin harus memilih antara dua alternatif, alternatif yang satu lebih manusiawi dan yang lain lebih produktif ? Alternatif mana yang seyogyanya dimaksimumkan manajer ? (Henry L. Tosi;1981)

BAB IV
KESIMPULAN
Bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”;  “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (leader) tentang bagaimana menjalankan kepemimpinannya (to lead) sehingga bawahan dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Bergeraknya orang-orang harus mengikuti jalur tujuan organisasi yang hendak dicapai dan bukan merupakan kamuplase (kepura-puraan/keinginan pemimpin) dari kepemimpinannya itu sendiri, karena bagaimanapun pemimpin itu adalah bagian dari anggota organisasi itu sendiri. Adapun pergerakan dalam pencapaian tujuan adalah legitimasi dari sebuah kekuasan yang dimiliki oleh pemimpin, karena bagaimanapun bukan hanya sebuah simbol atau kedudukan semata.
Kepala Sekolah yang kreatif dalam konteks transformasional memiliki ciri-ciri karakter sebagai berikut : cenderung mengamati situasi dan problema yang tidak diperhatikan sebelumnya, menghubung-hubungkan ide-ide dan pengalaman yang diperolehnya, cenderung menampilkan beberapa alternatif terhadap subjek tertentu, dan tidak menerima begitu saja hal-hal yang belum terjadi dan tidak terkait dengan kebiasaan, memanfaatkan potensi pribadi, mengusahakan fleksibilitas tinggi dalam bidang pemikiran, dan pandai menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menciptakan sesuatu.

PENUTUP
Al-Hamdullilahi Robbil Alamin saya selaku pembuat makalah untuk memenuhi sala-satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan Yang di bimbing oleh Yaya Sunarya M.Pd dan saya juga sadar akan kekurangan-kekurangan yang saya miliki tapi dengan membuat makalah ini saya jadi bisa tahu bagaimana sikap seorang pemimpin disekolah harus mempunyai sikap-sikap dan ide-ide yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dan mudah-mudahan Suatu hari nanati saya akan menjadi pemimpin untuk diri pribadi dan keluarga dan bangsa ini... karena bengsa ini sudah kangen akan kepemimpinan yang Adil,Bijak, dan mensejahterakan Rakyatnya Aminnnn Ya Robbal Alamin...........